Model kapal BCM 5500 M2 dengan sistem RAS dipamerkan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari di Indo Defense 2012. (Foto: Berita Hankam)
28 Maret 2012, Jakarta: Angkatan Laut saat ini tengah membangun kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak) di galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, Rabu (27/3), melaksanakan peninjauan di galangan I PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara.
Didampingi oleh Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Riry Syeried Jetta, Wakasal selain meninjau pengerjaan kapal BCM di galangan I, juga meninjau pengerjaan kapal jenis Angkut Tank (Landing Ship Tank) yang dibangun di galangan II. “Saat ini Kapal BCM proses pembangunannya sudah berjalan 60,27 persen, dan Kapal Angkut Tank sudah berjalan 37,47 persen dan 38,31 persen. Ketiganya merupakan kapal yang dipesan oleh TNI AL dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2014,” kata Dirut PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Riry Syeried Jetta. Kedua jenis kapal yang tengah dibangun tersebut memiliki spesifikasi yaitu Kapal Bantu Cair Minyak (BCM) memiliki panjang keseluruhan 122,40 meter, panjang garis tegak 113,90 meter, lebar 16,50 meter, tinggi 9,00 meter, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm. Selain itu, kapasitas muatan cair 5.500 meter kubik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.
Sedangkan spesifikasi Kapal Angkut Tank memiliki panjang keseluruhan 117,00 meter, panjang antara garis tegak 107,77 meter, lebar 16,40 meter, tinggi 7,80 meter, kecepatan maksimal 16 knots, jarak jelajah 6.240 NM, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 3.600 HP, dengan sistem propulsi fixed pitch propeller.
Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi Industri Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force).
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun alutsista TNI.
Sementara itu, Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, menjelaskan tujuan peninjauan pengerjaan dua jenis kapal tersebut. peninjauan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengerjaan kapal tersebut serta ingin melihat pemenuhan terhadap kriteria yang dipesan, baik spesifikasi teknis, kualitas, serta keamanannya (zero accident).
“Saya harap pengerjaan kapal ini sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah direncanakan, serta senantiasa memperhatikan kualitas dan keamanan pengerjaannya,” kata Wakasal seperti dilansir dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (S) J. Widjojono diterima Jurnal Nasional.
Turut mendampingi Wakasal dalam peninjauan ini adalah Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Bambang Naryono, Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Yuhastihar, Kadissenlekal Laksmana Pertama TNI Bambang Sugeng, Kadislaikmatal Laksamana Pertama TNI Harry Pratomo, dan Kadisadal Kolonel Laut (E) Agus Setiadji.
Sumber: Jurnas
0 comments:
Post a Comment - Back to Content