Inilah Pesawat Angkut TNI Pengganti Hercules : Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bakal pilih pada pesawat angkut A-400 Airbus serta C-17 Boeing juga sebagai pengganti pesawat Hercules C-130 juga sebagai pesawat angkut TNI.
Kepala Pusat Komunikasi Umum Kemhan Brigadir Jenderal TNI Djundan Eko Bintoro menuturkan, pascainsiden jatuhnya pesawat Hercules Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merencanakan beli pesawat angkut baru.
" Pada itu A-400 serta C-17 ya sekelas itu, jadi bila kata Pak Menhan A-400 atau C 17, " tutur Djundan, Selasa (7/7/2015).
Menurut Djundan, pengadaan ke-2 pesawat itu telah masuk dalam gagasan kiat (renstra) II 2015-2019. Apabila tak ada masalah pada pesawat itu telah di terima pada 2016 atau 2018 yang akan datang. (Baca : Pesawat Angkut Hercules Jatuh di Medan)
Gagasannya, pesawat itu bakal diletakkan di Skuadron 32 Abdul Rahman Saleh, Malang serta Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
" Pesawat semakin besar, yang pasti itu baru, saat ini telah disetujui bila pengadaan memprioritaskan yang baru, yang telah terlanjur apa bisa buat terus dikerjakan, " papar Djundan.
Seperti di ketahui, pesawat A-400 Airbus adalah pesawat angkut militer yang juga bermesin empat turboprop.
Demikian dengan juga pesawat C-17 Boeing. Pesawat ini telah dipakai oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris serta Australia.
Kepala Staff Angkatan Hawa (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengaku telah lakukan kajian pada ada pesawat pengganti Hercules.
Menurut Agus, pihaknya telah kirim kajian itu pada pemerintah, yaitu Kementerian Pertahanan.
Akan tetapi, Agus menyerahkan ketentuan masalah pengadaan pesawat pengganti Hercules itu pada pemerintah yaitu Kemenhan.
" Kami telah buat kajian, namun kelak bergantung dari pemerintah yah yang mengambil keputusan, " kata Agus selesai menghadiri acara Buka Berbarengan dengan Presiden Jokowi serta Wapres Juiceuf Kalla di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).
Dia menyatakan, pihaknya bakal meminta type varian teranyar dari pesawat angkut kelas berat itu. Termasuk meminta pengadaan pesawat angkut yang baru itu dalam jumlah yang besar.
Disinggung masalah negara pembuatnya, Agus menandaskan terdapat beberapa produsen. " Mungkin dari Airbus ada, dari Amerika Serikat ada, serta dari Rusia ada. Namun kelak seluruhnya bergantung dari pemerintah, " kata Agus.
Kepala Pusat Komunikasi Umum Kemhan Brigadir Jenderal TNI Djundan Eko Bintoro menuturkan, pascainsiden jatuhnya pesawat Hercules Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merencanakan beli pesawat angkut baru.
" Pada itu A-400 serta C-17 ya sekelas itu, jadi bila kata Pak Menhan A-400 atau C 17, " tutur Djundan, Selasa (7/7/2015).
Menurut Djundan, pengadaan ke-2 pesawat itu telah masuk dalam gagasan kiat (renstra) II 2015-2019. Apabila tak ada masalah pada pesawat itu telah di terima pada 2016 atau 2018 yang akan datang. (Baca : Pesawat Angkut Hercules Jatuh di Medan)
Gagasannya, pesawat itu bakal diletakkan di Skuadron 32 Abdul Rahman Saleh, Malang serta Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
" Pesawat semakin besar, yang pasti itu baru, saat ini telah disetujui bila pengadaan memprioritaskan yang baru, yang telah terlanjur apa bisa buat terus dikerjakan, " papar Djundan.
Seperti di ketahui, pesawat A-400 Airbus adalah pesawat angkut militer yang juga bermesin empat turboprop.
Demikian dengan juga pesawat C-17 Boeing. Pesawat ini telah dipakai oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris serta Australia.
Kepala Staff Angkatan Hawa (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengaku telah lakukan kajian pada ada pesawat pengganti Hercules.
Menurut Agus, pihaknya telah kirim kajian itu pada pemerintah, yaitu Kementerian Pertahanan.
Akan tetapi, Agus menyerahkan ketentuan masalah pengadaan pesawat pengganti Hercules itu pada pemerintah yaitu Kemenhan.
" Kami telah buat kajian, namun kelak bergantung dari pemerintah yah yang mengambil keputusan, " kata Agus selesai menghadiri acara Buka Berbarengan dengan Presiden Jokowi serta Wapres Juiceuf Kalla di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).
Dia menyatakan, pihaknya bakal meminta type varian teranyar dari pesawat angkut kelas berat itu. Termasuk meminta pengadaan pesawat angkut yang baru itu dalam jumlah yang besar.
Disinggung masalah negara pembuatnya, Agus menandaskan terdapat beberapa produsen. " Mungkin dari Airbus ada, dari Amerika Serikat ada, serta dari Rusia ada. Namun kelak seluruhnya bergantung dari pemerintah, " kata Agus.
0 comments:
Post a Comment - Back to Content